MENDEFINISIKAN ULANG PERAN APOTEKER DALAM PENATALAKSANAAN DIABETES DI INDONESIA: ANALISIS KEBIJAKAN, KOMPETENSI, DAN KESENJANGAN IMPLEMENTASI
Main Article Content
Abstract
Transformasi peran apoteker menjadi krusial di tengah eskalasi krisis diabetes melitus (DM) di Indonesia, yang ditandai oleh prevalensi tinggi dan beban ekonomi signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerangka kebijakan yang ada, mengidentifikasi kompetensi inti yang dibutuhkan apoteker, dan mengevaluasi kesenjangan implementasi serta hambatan sistemik dalam perluasan peran klinis apoteker untuk penatalaksanaan DM. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur dan analisis kebijakan. Data dianalisis secara tematik dari berbagai sumber dokumen, termasuk regulasi pemerintah, pedoman profesional, laporan epidemiologi, dan kerangka kerja kompetensi internasional. Hasil penelitian menunjukkan adanya diskoneksi signifikan antara mandat kebijakan yang progresif dengan realitas praktik kefarmasian yang masih berorientasi pada logistik. Kompetensi klinis dan interpersonal yang terdefinisi dengan jelas, yang diadaptasi dari model internasional, diidentifikasi sebagai prasyarat fundamental. Hambatan utama implementasi mencakup ambiguitas peran, kurangnya integrasi kurikulum, dan ketiadaan model remunerasi dari penjamin layanan kesehatan (BPJS Kesehatan) untuk layanan kefarmasian tingkat lanjut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa transformasi peran apoteker bukanlah sekadar aspirasi profesional, melainkan imperatif strategis kesehatan masyarakat. Keberhasilannya menuntut strategi terpadu yang menyelaraskan implementasi kebijakan, formalisasi kerangka kompetensi, reformasi pendidikan, dan pengembangan skema insentif finansial.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
Section
Articles

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.