Optimalisasi Peran Apoteker dalam Manajemen Diabetes Melitus di Pelayanan Primer Indonesia: Analisis Model, Hambatan Implementasi, dan Pengembangan Layanan Berbasis Pasien

Main Article Content

Andi Maulana Kamri

Abstract

Diabetes melitus merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, dengan sistem pelayanan kesehatan primer, khususnya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sebagai garda terdepan penanganannya. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang diinisiasi oleh BPJS Kesehatan menjadi strategi utama, namun implementasinya menghadapi berbagai kendala, yang tercermin dari rendahnya capaian indikator klinis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis model pelayanan Prolanis, mengidentifikasi hambatan sistemik dalam implementasi pelayanan farmasi klinis, mengeksplorasi persepsi dan kebutuhan pasien, serta merumuskan model intervensi berbasis bukti untuk mengoptimalkan peran apoteker. Menggunakan pendekatan studi kasus ganda kualitatif dengan analisis dokumen dan tinjauan literatur sistematis, penelitian ini mengkaji data dari berbagai tatanan layanan primer di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa desain alur kerja Prolanis yang standar secara struktural meminggirkan peran apoteker, menempatkan mereka pada posisi reaktif di akhir rantai pelayanan. Hambatan implementasi yang signifikan, meliputi kekurangan sumber daya manusia dan infrastruktur, kendala operasional, serta isu sistemik, menciptakan sebuah lingkaran setan (vicious cycle) antara kekurangan sumber daya dan kinerja yang kurang optimal, yang menghalangi apoteker untuk menunjukkan nilai klinis mereka. Dari sisi pasien, ditemukan adanya paradoks antara persepsi "tidak membutuhkan bantuan apoteker" dengan tingkat ketidakpatuhan yang tinggi dan kebutuhan laten akan layanan konsultasi dan Home Pharmacy Care (HPC). Sebagai solusi, penelitian ini merekomendasikan model intervensi praktis seperti standardisasi praktik melalui protokol konseling dan dokumentasi SOAP, serta implementasi HPC yang ditargetkan untuk pasien berisiko tinggi. Justifikasi biaya-efektivitas menunjukkan bahwa investasi pada layanan farmasi klinis merupakan strategi yang menguntungkan secara ekonomi dalam jangka panjang. Kesimpulannya, optimalisasi peran apoteker memerlukan peta jalan perubahan yang mencakup desain ulang alur kerja, investasi strategis pada sumber daya, kampanye edukasi publik, dan pengembangan model layanan inovatif yang didukung oleh kebijakan pembiayaan yang memadai.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section

Articles